JOKO TINGKIR

Posted: 21 Januari 2013 in dongeng
Tag:,

Terkisah lah menantu sulung Raja Majapahit ( Brawijaya terakhir ) , yaitu
Adipati Handoyoningrat dari pengging. Ia mempunyai dua orang putera , Kebo Kenongo dan Kebo Kanigoro. Ki Ageng Kebo Kenongo mempunyai seorang putera, namanya Mas Karebet. Sewaktu mas Karebet lahir, oleh ayahnya diadakanlah pertunjukan wayang beber. Pada saat itu turunlah tiga Teja, pertanda bahwa anak tersebut mendapat kanugrahan. Oleh karena itu, oleh ki Ageng Tingkir , teman baik ayahnya, anak tersebut diberi nama Mas Karebet.

Mas Karebet juga terkenal dengan nama joko tingkir, karena ia diambil anak angkat oleh Nyai Ageng Tingkir. Ia senang sekali pergi ke hutan dan mengasingkan diri , meminta kepada Tuhan agar kelak menjadi prajurit yang sakti. Suatu hari , Ia berada di sawah, datanglah sunan Kalijogo dan memberi tahu kepadanya bahwa kelak ia akan menjadi raja yang memerintah tanah jawa. Oleh karena itu, sunan Kalijogo menyuruhnya agar Ia mengabdi ke Demak.

Joko tingkir, disertai dua orang pergi ke pamannya, Ki Ganjur. Seorang pegawai kerajaan. Ketika Raja akan melaksanakan sholat jum’at, Joko Tingkir duduk di kolam. Saat raja hendak berjalan melewati kolam tersebut, tak ada jalan lain bagi Joko Tingkir untuk menepi selain meloncat ke belakang melewati kolam tersebut. Karena kehebatannya itu, Ia kemudian diangkat anak oleh Sultan Trenggono.

Pada suatu hari, ketika Raja sedang berburu di hutan, terdengarlah suara harimau yang menakutkan. Harimau tersebut ditangkap dan dibawa oleh Joko Tingkir menghadap Raja. Dilain kesempatan, ketika raja sedang naik perahu bersama joko tingkir, terdengar deburan air sungai , seketika itu Joko Tingkir meloncat ke air dan membopong atau menangkap seekor buaya. Dengan modal kehebatan yang diperlihatkan Joko tingkir dihadapan Raja, akhirnya Ia diangkat langsung oleh Raja menjadi lurah Bayangkara.

Dengan seizin raja, pasukan bayangkara yang berjumlah 200 orang, akan ditambah menjadi 400 orang. Untuk keperluan tersebut, diadakanlah penerimaan calon-calon tamtama dengan cara mengadu mereka dengan seekor banteng. Diantara pelamar, terdapat seorang dari desa pingit Kedu bernama Dadhung Ngawuk. Karena dirasa Dadhung Ngawuk lebih sakti dari calon prajurit lainnya, Joko Tingkir sebagai lurah bayangkara, perlu mencoba kehebatannya sendiri. Dengan ditusuk dengan sadak, yaitu sirih yang digulung . tak dinyana Dadhung Awuk malah meninggal. Karena kesalahan fatal tersebut, Joko TIngkir diberhentikan dengan tidak hormat sebagai lurah bayangkara dan seketika itu harus meninggalkan Demak sejauh-jauhnya.

Waktu berlalu… kemudian nasib membawa Joko Tingkir bertemu Ki Ageng Butuh dan mendapat petunjuk , terutama cara mengendalikan pemerintahan. Pada suatu malam, Ia mendapat penjelasan dari Ki Ageng Butuh bahwa akan ada wahyu keraton yang datang. Dan untuk itu Joko Tingkir harus selalu berhati-hati dan dapat mengatasi segala godaan. Kemudian dia pergi ke Demak untuk menyerap informasi, apakah Raja pernah menanyakan dirinya. Karena tidak mendapat apa yang diharapkannya, akhirnya dia pergi ke Pengging, tempat makam ayahnya. Beberapa hari bertapa disana, Ia mendapat wangsit atau suara gaib yang menyuruhnya pergi ke banyu biru. Disana dia harus mematuhi semua perintah Ki Ageng Banyubiru.

Dengan disertai Mas Monco, putera ki Ageng Banyubiru, Ia pergi menuju Demak . karena menurut Ki Ageng, wahyu kraton telah turun . di desa kedung srengenge, mereka mendapat gangguan sekawanan buaya yang dikepalai oleh Baureksa. Setelah sekian jam bertempur didalam air, akhirnya mereka dapat mengalahkan buaya-buaya tersebut. Dan sebagai tanda takluk, empat puluh buaya ikut mengantarkan dan mendorong getek Joko tingkir . ditengah perjalanan , akibat kelelahan mereka beristirahat dan tertidur. Dalam tidur Joko Tingkir ditemui ki ageng Butuh supaya lekas pergi ke gunung Perwata. Karena raja sekarang sedang bercengkrama disana. Tujuannya Joko tingkir supaya membuat kegaduan di bungalow tsb, dengan cara memasukkan tanah liat yang sudah dimantrai kedalam mulut kerbau Danu agar kerbau itu mengamuk .

tidak lama sampailah Joko Tingkir di sekitar bungalow Raja. Dan langsung melepasakan kerbau ngamuk tadi. Tak ada satupun tamtama maupun perwira yang bisa menghentikannya. Ternyata kehadiran Joko Tingkir di ketahui Raja dan di mintanya mengalahkan kerbau ngamuk tersebut. Berhubung yang membuat ulah kerbau ngamuk adalah dia sendiri, tidak sulit baginya menundukkan kerbau itu. Atas jasanya itu, Joko Tingkir diampuni kesalahanya dan mendapatkan jabatannya yang dulu lagi.

Mulai saat itulah , Joko Tingkir memasuki pusat kekuasaan . berbagai jabatan tinggi diembannya, . sampai pada puncak karirnya , dengan memanfaatkan kemelut politik di Demak, mengantarkan dia menemui takdirnya , yaitu menjadi Raja menggantikan Sultan Trenggono yang wafat . kemudian memindahkan pusat kraton dari Demak ke Pajang. ( sebelah timur demak, sekirtar boyolali-serakarta ). Joko Tingkir berhasil mendapatkan wahyu kraton yang dulu sudah diramal oleh sunan Kalijogo akan diperolehnya.

Tinggalkan komentar